Pengertian Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan
![]() |
Pengertian Ilmu,Sains, atau ilmu Pengetahuan |
Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode
yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Alam hanya
bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani
(material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia
jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia
yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan
tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah
seorang pemudi cocok menjadi perawat.
Etimologi
Ilmu alam: Planet Mars (kiri),
Planet Merkuri (kanan), Bulan (bawah kiri), Pluto (bawah tengah), dan Haumea
(bawah kanan), perbandingan skala menggunakan diameter Sirius B.
Kata ilmu dalam bahasa Arab
"ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam
kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan
sebagainya.
Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan
pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan
mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat
ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam
yang telah ada lebih dahulu.
· Objektif.
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.· Metodis
adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.· Sistematis.
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.· Universal.
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.Pemodelan, teori, dan hukum
Artikel utama: metode ilmiah
Istilah
"model", "hipotesis", "teori", dan
"hukum" mengandung arti yang berbeda dalam keilmuan dari pemahaman
umum. Para ilmuwan menggunakan istilah model untuk menjelaskan sesuatu, secara
khusus yang bisa digunakan untuk membuat dugaan yang bisa diuji dengan
melakukan percobaan/eksperimen atau pengamatan.
Suatu hipotesis adalah
dugaan-dugaan yang belum didukung atau dibuktikan oleh percobaan, dan hukum
fisika atau hukum alam adalah generalisasi ilmiah berdasarkan pengamatan
empiris.
Matematika dan metode ilmiah
Matematika
sangat penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang dimainkannya dalam
mengekspresikan model ilmiah. Mengamati dan mengumpulkan hasil-hasil
pengukuran, sebagaimana membuat hipotesis dan dugaan, pasti membutuhkan model
dan eksploitasi matematis. Cabang matematika yang sering dipakai dalam keilmuan
di antaranya kalkulus dan statistika, meskipun sebenarnya semua cabang
matematika memunyai penerapannya, bahkan bidang "murni" seperti teori
bilangan dan topologi.
Beberapa orang pemikir memandang
matematikawan sebagai ilmuwan, dengan anggapan bahwa pembuktian-pembuktian
matematis setara dengan percobaan. Sebagian yang lainnya tidak menganggap
matematika sebagai ilmu, sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada
teori dan hipotesisnya. Namun, dibalik kedua anggapan itu, kenyataan pentingnya
matematika sebagai alat yang sangat berguna untuk menggambarkan/menjelaskan
alam semesta telah menjadi isu utama bagi filsafat matematika.
Lihat Eugene Wigner, The
Unreasonable Effectiveness of Mathematics.
Richard Feynman
berkata, "Matematika itu tidak nyata, tapi terasa nyata. Di manakah
tempatnya berada?", sedangkan Bertrand Russell sangat senang
mendefinisikan matematika sebagai "subjek yang kita tidak pernah tahu apa
yang sedang kita bicarakan, dan kita tidak tahu pula kebenarannya."
0 comments:
Post a Comment