Pengertian Geografi
![]() |
Geografi |
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi
serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan
manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu
gêo ("Bumi") dan graphein ("tulisan", atau
"menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi
lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya
menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak
di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang."
Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga
mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Pengertian menurut para ahli
Erastothenes (Abad ke-1)
Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan
atau penggambaran mengenai bentuk muka bumi
Claudius Ptolomaeus
Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan
seluruh permukaan bumi
Ullman (1954)
Geografi adalah interaksi antar ruang.
Strabo (1970)
Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik
tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemudian
disebut konsep Natural Atrribut of Place
Ekblaw dan Mulkerne
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan
kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi,
pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita
nikmati
Paul Vidal de La Blance
Geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana
penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini
Prof. Bintarto (1981)
Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di
permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan
makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan,
kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan
pembangunan.
Hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam
konteks keruangan.
Von Rithoffen
Geografi adalah studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan
bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba
menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat tersebut.
Haris (2012)
Geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji segala aspek-aspek
yang ada di permukaan bumi dengan konsep spasial untuk pemanfaatan pembangunan
yang ada dipermukaan bumi.
- Bernhardus Varenius, Dalam karyanya yang berjudul GEOGRAPHIA GENERALIS, beliau membagi geografi menjadi
1. Geografi absolute
2. Geografi relative
3. Geografi komparatif
Konsep
• Konsep Lokasi
Konsep lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk
mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:
1. Lokasi
absolut : lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap. Contoh :
Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS dan di antara 95°BT-141°BT.
2. Lokasi
relatif : lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya
berubah. Contoh: Indonesia terletak antara Benua Asia dan Australia.
• Konsep Jarak
Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting.
Dalam geografi jarak dapat diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometrik
dinyatakan dalam satuan panjang kilometer dan jarak waktu yang diukur dengan
satuan waktu (jarak tempuh).
• Konsep Keterjangkauan
Sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau
dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan kondisi tempat. Contoh: Surabaya–Jakarta
bisa ditempuh dengan bus atau pesawat.
• Konsep Pola
Pola merupakan tatanan geometris yang beraturan. Contoh,
penerapan konsep pola adalah pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti
jalan raya atau sungai.
• Konsep Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi. Ilmu geografi tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi,
seperti pegunungan, perbukitan, lembah dan dataran. Hal inilah yang menyebabkan
permukaan bumi merupakan objek studi geografi.
• Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala
yang terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan industri,pusat perdagangan dan daerah pemukiman.
• Konsep Nilai Kegunaan
Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada
makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang. Nilai kegunaan pun bersifat
relatif. Misalnya pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi sebagai tempat
rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam keramaian, kebisingan dan
kesibukan.
• Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling
mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Contohnya adalah
perbedaan kondisi antara daerah pedesaan dan perkotaan yang kemudian dapat
menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti halnya penyaluran kebutuhan
pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi.
• Konsep Diferensiasi Area
Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang
lain. Contoh: Areal pedesaan khas dan corak persawahan.
• Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya
merupakan suatu keterkaitan keruangan. Misalnya hubungan antara kemiringan
lereng di suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah serta hubungan antara
daerah kapur dengan kesulitan air.
Pendekatan Geografi
• Pendekatan Spasial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang
khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi
dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka
bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya
masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi
sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta
interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang
tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan.
Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan
produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai
ruangnya yaitu letak yang strategis.
• Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah
satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi
menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah)
dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat
perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu
wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan
pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi
penghuninya.
• Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Analisis kompleks wilayah membandingkan
berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan
lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah
kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.
Prinsip dasar
Ada
4 prinsip utama dalam menganalisis gejala geosfer.
• Prinsip persebaran, artinya
persebaran bentang alam di permukaan bumi tidak merata sehingga setiap wilayah
akan berbeda dengan wilayah lain. Contohnya persebaran jumlah transmigran di
Indonesia tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan
dengan yang lain sesuai dengan luas wilayahnya.
• Prinsip interelasi, artinya
fenomena geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang
lain, gejala yang satu berkaitan dengan gejala yang lain. Contohnya sebagian
besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya
lahan untuk digarap.
• Prinsip deskripsi, artinya untuk
menggambarkan fenomena geosfer memerlukan deskripsi, melalui tulisan, tabel,
gambar atau grafik. Contohnya peta persebaran lempeng tektonik di dunia.
• Prinsip korologi, artinya dengan
menganalisis suatu wilayah berdasarkan ketiga prinsip sebelumnya maka suatu
wilayah akan mempunyai karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan simbol
dari geografi modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada
di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari
yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.
Prinsip pemetaan
Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia
Ptolemeus (sekitar 150) di abad ke-15, mengindikasikan "Sinae" (Cina)
di ekstrem kanan, luar pulau "Taprobane" (Sri Lanka, besar) dan
"Aurea Chersonesus" (Asia Tenggara)
Ptolemeus
juga merancang dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang
dihuni (oikoumenè) dan provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia
ia memberikan daftar topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta.
Oikoumenè Nya membentang 180 derajat garis bujur dari kepulauan Canary di
Samudra Atlantik ke Cina, dan sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India
timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa ia mengetahui hanya
seperempat dari seluruh dunia .
Sejarah
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif
menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales
dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari
Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan
karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu
tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis
pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno
sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya
selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut
Merah dan Teluk Persi.
Pada
Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun
memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan
perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman
Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk
mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Geographia Generalis
oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh
terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin
ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa
(terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya
diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini
adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom
Humboldt.
Selama
lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak
ditemukan di Indonesia[butuh rujukan]. Terdapat hubungan yang kuat antara
geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di
barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama:
determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi
kritis.
Determinisme
lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan
budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme
lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington.
Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di
daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan
udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Ahli
geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang
berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak
mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih
sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer
kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim
alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi
regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli
geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang
suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa
wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard
Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun
pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam
geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas
positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar
belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia
(seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.
Pengaruh
lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan
pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan
geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya,
menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari
geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori
pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari
hubungan keruangan.
Metode
Hubungan
keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan peta sebagai
perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis
geografis yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis
(SIG) yang berbasis komputer.
Geografer
menggunakan empat pendekatan:
• Sistematis - Mengelompokkan
pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global
• Regional - Mempelajari hubungan
sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
• Deskriptif - Secara sederhana
menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
• Analitis - Menjawab kenapa
ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.
Cabang
Geografi fisik
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Geografi fisik
Cabang
ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk
memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami
pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk
juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.
Topik
terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi -
samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi -
biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.
Geografi manusia
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Geografi manusia
Cabang
geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial,
aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia
beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi
makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi
ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk
geografi kota), geografi feminisme dan geografi militer.
Topik
terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian - perkumpulan
individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan
Geografi manusia-lingkungan
Selama
masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan
keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi.
Walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada
tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam.
Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan
politik dan penelitian risiko-bencana. Karakter manusia yang harus memenuhi
kebutuhan hidupnya, maka harus melakukan penggunaan alam atau eksploitasi alam
guna terpenuhinya kebutuhan hidup.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru.
Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama
dari Nederland. Saat kerjasama Universitas antar kedua negara dilakukan, sejumlah
ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam program pencangkokan dosen di UGM.
Hasilnya adalah lahirnya program studi baru bernama Program Studi Perencanaan
Pengembangan Wilayah dan sekarang lebih dikenal dengan Program Studi
Pembangunan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin tersendiri yang memadukan
Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama
Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan
bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu
sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat,
sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep dan teori-teori sosial yang
ada.
Ekologi budaya dan politik
Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada
geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana
manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan
(sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit
ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat
hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya,
studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel
disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi di wilayah itu sebagai
hasil dari kolonialisme dan menyebarnya praktek kapitalisme.
Penelitian risiko-bencana
Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang
mencoba memahami mengapa orang tinggal di dataran banjir yang mudah terkena
bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan
mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi) dan bencana teknologi (seperti
kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada
dinamika bencana dan bagaimana manusia dan masyarakat menghadapinya.
Geografi sejarah
Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai
tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi
merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang
pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
Ada
apa dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley
"Geografi
Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi dan sejarah.
Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik. Nama ini
dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan
programnya mereorganisasi geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua
geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad ke-20.
Bagi
Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari
semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut
sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk
mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas bumi.
Filosofi
Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan
abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen
geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan
membahayakan ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah
terlalu banyak pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan
penjelasannya terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah
sementara geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk
ini. Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi yang hampir
menghancurkannya sebagai disiplin akademis.
Teknik geografis
Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari istilah remote
sensing, adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai
objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan
objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau
fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik
dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian 'tanpa
kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit
berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya
ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi
temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak
dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth', yaitu pengumpulan sampel
lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi
pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai
bagian dari geografi, dibandingkan kartografi. Meskipun demikian, lambat laun
disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya alat utama dalam
geografi yang mampu memberikan synoptic overview --pandangan secara ringkas
namun menyeluruh-- atas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian lebih lanjut.
Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam informasi keruangan
dalam konteks ekologis dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis. Di
samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika
Serikat, Australia dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu
(departemen, 'school' atau fakultas) geografi.
Dari
segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual
dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan
citra tercetak atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di
pesawat udara maupun satelit) melalui analisis dan interpretasi secara
manual/visua]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format
digital, misalnya hasil pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto udara
yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan
menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital
menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi
menjadi peta tematik digital melalui proses digitisasi (sering diistilahkan
digitasi).
Metode
manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses
interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation), yang langsung
menurunkan peta digital. Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik
digital secara langsung. Peta-peta digital tersebutd dapat di-'lay out' dan
dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis dat kartografis), namun
dapat pula menjaid masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis
sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik
toak para geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya.
Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan
bumi dengan simbol abstrak. Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi
merupakan penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer mengakui
bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka terpesona oleh
peta di masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi lainnya masih
bergantung pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu
sendiri masih terlalu abstrak untuk dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi
berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang
kartografer harus memahami psikologi kognitif dan ergonomi untuk membuat simbol
apa yang cocok untuk mewakili informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang
lain secara efektif, dan psikologi perilaku untuk memengaruhi pembaca memahami
informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus belajar geodesi dan matematika yang
tidak sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada
penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan
informasi tentang bumi dengan cara otomatis melalui komputer secara akurat
secara informasi. Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu geografi lainnya, spesialis
SIG harus mengerti ilmu komputer dan sistem database. SIG memacu revolusi
kartografi sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta dibuat dengan piranti
lunak (software) SIG.
Metode kuantitatif geografi
Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik yang khas
(atau paling tidak yang banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada
analisis keruangan, anda mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis
diskriminan dan uji statistik non-parametris pada studi geografi.
Bidang Terkait
Perencanaan Kota dan Wilayah
Perencanaan kota dan wilayah menggunakan ilmu geografi untuk
membantu mempelajari bagaimana membangun (atau tidak membangun) suatu lahan
menurut kriteria tertentu, misalnya keamanan, keindahan, kesempatan ekonomi,
perlindungan cagar alam tau cagar budaya, dsb. Perencanaan kota, baik kota
kecil maupun kota besar, atau perencanaan pedesaan mungkin bisa dianggap
sebagai geografi terapan walau mungkin terlihat lebih banyak seni dan pelajaran
sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi para perencana wilayah di antaranya
adalah eksodus masyarakat desa dan kota dan Pertumbuhan Pintar (Smart Growth).
Ilmu wilayah
Pada tahun 1950-an, gerakan ilmu wilayah muncul, dipimpin
oleh Walter Isard untuk menghasilkan lebih banyak dasar kuantitatif dan analitis
pada masalah geografi, sebagai tanggapan atas pendekatan kualitatif pada
program geografi tradisional. Ilmu wilayah berisi pengetahuan bagaimana dimensi
keruangan menjadi peran penting, seperti ekonomi regional, pengelolaan sumber
daya, teori lokasi, perencanaan kota dan wilayah, transportasi dan komunikasi,
geografi manusia, persebaran populasi, ekologi muka bumi dan kualitas
lingkungan.
Pendidikan tinggi
Di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program studi
Geografi sebagai ilmu murni hanya tiga perguruan tinggi negeri, yaitu
Universitas Indonesia (UI), UGM (Universitas Gadjah Mada), dan UM (Universitas
Negeri Malang) dan satu perguruan tinggi swasta (Universitas Muhammadiyah
Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan Geografi ada di 45 perguruan
tinggi.
UGM,
Geografi telah berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak
tahun 1963, yaitu Fakultas Geografi. Saat ini telah mempunyai jenjang
pendidikan tinggi dari D3 (diploma) Penginderaan Jauh dan SIG, S1, S2 dan S3.
Fakultas Geografi UGM juga mempelajari ilmu Perencanaan dan Pengembangan
wilayah.
Di
UI, Geografi menjadi jurusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(MIPA). Geografi dipelajari sebagai bagian terapan ilmu-ilmu murni sejajar
dengan Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
Fakultas
Geografi UMS didirikan oleh sejumlah alumni dan dosen Fakultas Geografi UGM.
Para Alumni Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk sebuah asosiasi
profesi yang disebut dengan Ikatan Geografiwan Indonesia (IGI). Disamping itu,
dalam wadah yang lebih sempit, para Geografiwan dari UGM juga mempunyai wadah
Ikatan Geografiwan Universitas Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA).
Bakosurtanal,
salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berkumpul banyak alumni
Geografi, baik dari UI, UGM maupun UMS.
Ahli geografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar
Ahli Geografi
Berikut
daftar beberapa ahli geografi: selamat membaca ,semoga bermanfaat
• Aziz Ab'Saber
• Alexander Dalrymple
• Eberhard August Wilhelm von
Zimmermann
• Heinrich Schliemann
• Prince Roland Bonaparte
0 comments:
Post a Comment