Delusi atau Waham adalah suatu
keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, yang terus ada walaupun
bukti menunjukkan hal tersebut tidak memiliki dasar dalam realitas. Dalam ilmu psikiatri, delusi diartikan sebagai
kepercayaan yang bersifat patologis (hasil dari penyakit atau proses sakit) dan
terjadi walaupun terdapat bukti yang berkebalikan. Sebagai penyakit, delusi berbeda dari
kepercayaan yang berdasar pada informasi yang tidak lengkap atau salah, dogma,
kebodohan, memori yang buruk, ilusi, atau efek lain dari persepsi. Delusi
menyudutkan seseorang untuk melakukan tindakan yang mengacaukan situasi. Seseorang bertindak berdasarkan persepsi salah
yang membuat kita membayangkan respons negatif dari orang lain, karena itu
mungkin sekali orang tersebut justru mendapat reaksi seperti yang dibayangkan
sehingga menguatkan rasa takut.
Delusi adalah kesalahpahaman seseorang yang serius tentang
apa yang terjadi. Dengan kata lain, kesalahpahaman tentang apa yang mereka
lihat, dengar, atau pikir. Orang yang delusi sangat memegang keyakinan yang
tidak rasional dan tidak realistis yang sangat sulit untuk berubah, bahkan
ketika orang itu dihadapkan pada bukti yang bertentangan dengan khayalannya.
Orang awam biasanya menganggap delusi sebagai “paranoid” di mana orang yang
delusi merasa curiga berlebihan dan terus-menerus terhadap konspirator yang
“akan mencelakainya”.
Namun, delusi juga bisa menyangkut
keyakinan akan kemegahan, fantasi cinta yang rumit (delusi erotomanik), atau
kecemburuan ekstrim dan irasional. Ada beberapa tema umum delusi: persekusi,
referensial, ide keagamaan, dan ide kemegahan. Psikiater mengakui bahwa
kadang-kadang sulit untuk membedakan keyakinan yang dipegang teguh dengan
delusi.
0 comments:
Post a Comment